Mainstreaming Islam In The Global Film Industry
Detail
Banyak perkembangan menarik seputar narasi Islam dalam industri film global. Islam dan komunitas Muslim tak lagi melulu digambarkan secara negatif. Beberapa sosok superhero seperti Ms. Marvel (MCU) tayang di Disney+
Detail
Banyak perkembangan menarik seputar narasi Islam dalam industri film global. Islam dan komunitas Muslim tak lagi melulu digambarkan secara negatif. Beberapa sosok superhero seperti Ms. Marvel (MCU) tayang di Disney+ atau Glitch Techs (Nick Animation) untuk Nickelodeon dan Netflix, misalnya, adalah Muslim.
Hal ini berkat, antara lain, peran dari Muslim Public Affairs Council (MPAC), organisasi nirlaba yang mempromosikan nilai-nilai inti ajaran Islam seperti welas asih, keadilan, perdamaian, martabat kemanusiaan, kebebasan, dan kesetaraan di Amerika Serikat. Salah satu program utamanya adalah memberikan rekomendasi dan menjadi mitra produsen film Hollywood untuk menampilkan citra Islam secara lebih positif.
Apa makna penting dari perkembangan ini, khususnya terkait dengan komodifikasi Islam/komunitas Muslim, kepentingan elite, dan tuntutan pasar global? Apa dampak pengarusutamaan Islam dalam industri film global bagi perubahan sosial?
—
Sue Obeidi
Sejak Biro Hollywood Muslim Public Affairs Council (MPAC®) diluncurkan pada tahun 2011, Sue Obeidi telah memadukan kecintaannya pada agama dengan kecintaannya pada film, televisi, dan serial digital untuk mengubah dan memperluas narasi Islam dan Muslim di dunia hiburan. Obeidi dan timnya mengupayakan kemitraan dengan MPAC® Hollywood Bureau di industri hiburan. Obeidi meningkatkan kualitas dan jumlah representasi Islam dan Muslim yang otentik, kaya, dan inklusif sehingga penonton dapat melihat Muslim sebagai kontributor penting dalam menciptakan perubahan sosial dan budaya di Amerika dan di seluruh dunia.
Ahmad Nuril Huda
Ahmad Nuril Huda adalah peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional. Fokus penelitiannya antara lain adalah agama dalam kehidupan sehari-hari dan presensinya dalam budaya visual, media dan teknologi, gender dan seksualitas, dan kebiasaan makan dalam masyarakat Muslim Asia Tenggara.
Roosalina Wulandari
Roosalina memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Katolik Atma Jaya dan master dalam bidang yang sama di Universitas Indonesia. Saat ini ia sedang menempuh studi doktoral di Universitas Indonesia. Berspesialisasi dalam intervensi krisis dan pemulihan trauma, pada 2011 ia menjadi salah seorang pendiri organisasi sipil, Lentera Sintas Indonesia, guna menyediakan bantuan psikologis bagi korban kekerasan seksual.
Waktu
11 oktober 2023 20:00(GMT+07:00)