Talks: Kerasukan Dan Ruqyah Di Layar Lebar
Detail
Kerasukan atau kesurupan merupakan hal yang dekat dengan kehidupan Muslim secara global. Biasanya, selain praktik perdukunan, ritual ruqyah digunakan untuk mengatasi hal ini. Produksi film terkait kerasukan dan ruqyah ini juga
Detail
Kerasukan atau kesurupan merupakan hal yang dekat dengan kehidupan Muslim secara global. Biasanya, selain praktik perdukunan, ritual ruqyah digunakan untuk mengatasi hal ini.
Produksi film terkait kerasukan dan ruqyah ini juga marak di Indonesia. Sebut saja Ghibah (2021) dan Qodrat (2022). Dalam dunia global, banyak juga film sejenis seperti Munafik (Malaysia, 2016, 2018) dan serial Dabbe (Turki 2006, 2013, 2015).
Dalam agama lain, fenomena kerasukan dan pengusirannya juga sangat populer. Tradisi Kristen dan Katolik, misalnya, termasuk yang paling banyak memproduksi film bertema ini. Eksorsisme gereja sudah ada dalam film sejak The Exorcist (1973), The Exorcism of Emily Rose (2005), Deliver Us From Evil (2014), hingga The Pope’s Exorcist (2023).
Di Asia, khususnya Asia Tenggara, tentu soal kesurupan dan pengusiran setan ini sudah menjadi bagian dari folklor atau urban legend, dan tak hanya eksklusif dengan agama Islam, tapi juga agama dan kepercayaan lainnya. Beberapa judul yang bisa disebutkan, misalnya, The Wailing (2016) dan The Medium (2021).
Academic Series Prodi Film Binus University berkolaborasi dengan Madani International Film Festival untuk membahas fenomena ini secara virtual. Bagaimana dan mengapa film-film terkait kerasukan dan eksorsisme hadir, dan apa yang distingtif dari film-film Asia yang mayoritas Muslim ini dibandingkan dari negara lain? Jon Towlson (York dan Leeds University) akan mengkaji fenomena sinema Turki dan Iran dan semadani apa film-film tersebut, sedangkan Katarzyna Ancuta (Chulalongkorn University) akan mengkaji dari sisi Buddhisme dan Thailand. Diskusi ini akan dimoderatori oleh Ekky Imanjaya dari Binus University. Film-film yang akan diulas, di antaranya, adalah Huddam, Saccin dan Dabbe franchise, The Medium, dan Nang Nak.
Siang harinya akan diputar Qodrat (Charles Gozali, 2023) dengan dihadiri filmmaker-nya. Pemutaran akan dilakukan di Auditorium Lt 5, Binus University Alam Sutera, mulai 13.30 WIB.
—
Jon Towlson
Jon Towlson adalah kritikus film dan penulis. Karya-karyanya, di antara lain, adalah Dawn of the Dead (Devil’s Advocates) (2022), Global Horror Cinema Today (2021), dan Subversive Horror Cinema: Countercultural Messages of Films from Frankenstein to the Present (2014) yang menerima nominasi dari Rondo Hatton Classic Horror Award. Tulisannya telah diterbitkan secara reguler di Starburst Magazine, dan pernah juga diterbitkan di BFI, Pop Matters, Scream, The Dark Side, Diabolique, The Quietus, Paracinema, Exquisite Terror, Irish Journal of Gothic and Horror Studies, Shadowland Magazine, Bright Lights Film Journal, Offscreen, Cine Excess dan Digital Film-Maker Magazine. Jon juga telah berkontribusi dalam rilis Blu-ray untuk Arrow Films, Second Sight Films, 101 Films, Treasured Films dan Eureka Video. Ia tinggal di Inggris dan bekerja sebagai tenaga pengajar di University of Leeds dan University of York.
Dr. Katarzyna Ancuta
Kasia Ancuta adalah akademisi kajian budaya dengan fokus dalam Kajian Gotik dan Horor. Ia mempelajari konteks interdisipliner yang hadir dalam karya Gotik dan horor di era kontemporer (melalui fiksi populer, film dan video, seni multimedia dan performatif, teater, musik dan tari, komik dan novel grafis, hingga fesyen dan gaya hidup alternatif), saat ini khususnya mengambil fokus pada wilayah Asia. Ia menulis Where Angels Fear to Hover: Between the Gothic Disease and the Metaphysics of Horror (2005) dan lebih dari 50 artikel tentang manifestasi Gotik lintas budaya. Beberapa tulisan terbarunya yang signifikan, di antara lain, diterbitkan di The Routledge Handbook to the Ghost Story (2017), B-Movie Gothic (2018), Twenty-first-century Gothic (2019), dan The New Urban Gothic (2020).
Waktu
10 oktober 2023 19:30(GMT+07:00)