Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (kbbi.web.id) kata “buhul” memiliki arti:
buhul/bu·hul/ n simpul pada tali; ikatan (pada dasi); — mati simpul mati;
membuhul/mem·bu·hul/ v 1 menyimpul; mengikat (tali); 2 ki mengikat (perjanjian); mengebat erat-erat, – mati-mati, pb apabila membuat perjanjian harus diatur sebaik-baiknya;
buhulan/bu·hul·an/ n hasil membuhul; simpul; ikatan
Dalam budaya bahari, tali temali dengan aneka simpulnya adalah hal yang tak terelakkan. Gelombang laut yang tak terduga atau angin yang menderas jadi badai memanggil kebutuhan akan adanya ikatan-ikatan tali yang sederhana tapi kuat. Kita, kata Hilmar Farid dalam Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2014, telah terlalu lama memunggungi laut. Sebagai akibatnya, buhul-buhul antara sesama, alam, dan Tuhan terburai di belakang punggung kita.
Saat ini, kata ‘buhul; dalam dunia daring kini terciutkan maknanya jadi sebuah perangkat klenik, perkakas sihir, semacam santet. Pengertian popular dalam wahana Google ini mengacu pada QS. Al Falaq: 4, yakni kata ‘uqad’ yang diterjemah sebagai ‘buhul-buhul’. Dalam terjemahan bahasa Indonesia ayat tersebut, “buhul-buhul” disebutkan sebagai benda yang ditiup-tiup oleh ‘para perempuan penyihir’. Menariknya, kata ‘uqad’ yang punya konotasi negatif dalam ayat tersebut berakar sama dengan kata ‘aqad’ (akad/kontrak). Turunan kata tersebut mengarah pada makna yang mirip dengan salah satu segi tematik Madani IFF 2023: perikatan antarmanusia.
Kata ‘buhul’ secara positif digunakan terutama sebagai terjemahan untuk ungkapan ‘urwatul wutsqa’ dalam Al Baqarah: 256. Jika diterjemahkan secara harfiah, ‘buhul’ di sini mengacu pada ‘simpul tali’ yang mengikat amat kuat. Ini bisa jadi berasal dari kata dalam bahasa Banjar, yang memang bermakna ‘simpul dalam tali’. Pemaknaan ‘buhul’ sebagai ‘simpul dalam tali’ atau ‘ikatan yang sangat kuat’ inilah yang dijadikan inspirasi untuk tema Madani IFF tahun ini.
Sepanjang 2022-2023, eskalasi konflik dan bencana besar melanda Palestina, Iran, Afghanistan, India, dan Turki. Buhul kemanusiaan perlu diikatkan lagi; yang longgar perlu dieratkan. Kebudayaan bercorak madani lah yang dapat mempererat jalinan buhul kemanusiaan, juga buhul dengan alam dan Tuhan, agar kita dapat mengatasi badai yang mengguncang kehidupan saat ini.
Seperti setiap tahun, Madani IFF 2023 mendedahkan pemutaran film-film internasional, aneka diskusi dan kelas-kelas dengan narasumber internasional, serta program-program khusus seperti Tenggara, Relaksasi Beragama, dan Puan Madani. Tahun ini, negara fokus menyorot film-film dari Palestina, di mana krisis kemanusiaan sudah begitu mengenaskan. Film-film dari dan tentang Palestina di Madani IFF 2023 akan menunjukkan sisi dalam Palestina, sambil juga menampakkan buhul tak terduga antara pembuat film Jepang dengan orang-orang Palestina sejak 1970-an.
Secara khusus, Madani IFF 2023 juga menyelami jiwa film Indonesia dalam Retrospeksi 50 Tahun Kekaryaan Christine Hakim. Selain itu, lewat program Tenggara, kita akan menyaksikan dunia Madani Asia Tenggara yang semakin menampakkan potensi dalam menyumbang percakapan tentang krisis global. Lewat kurasi Madani IFF 2023 atas 1.707 film pendek dari berbagai penjuru dunia, kita dapat menemukan sebuah simpulan tentang betapa relasi sesama, keterikatan nilai bersama, adalah peluang kemanusiaan yang genting diupayakan.
Di layar, kita melihat peran-peran dalam ruang yang dibingkai. Dengan demikian, nalar serta indera kita mengikatkan diri dengan apa yang terjadi di layar: sebuah buhul dikukuhkan, semoga hingga di luar layar.