Dalam setengah abad berkarya, Herlina Christine Natalia Hakim telah menapaki berbagai jejak peristiwa sejarah hingga krisis kehidupan bangsa di bawah 6 rezim pemerintahan. Ia telah membintangi lebih dari 50 film, baik itu layar lebar, film pendek, serial televisi, serial web, di bawah arahan 36 sutradara ternama dalam dan luar negeri, dari era analog hingga digital.
Dengan daya hidupnya, aktris juga produser yang kini berusia 66 tahun itu terus tumbuh dan beradaptasi dengan dinamika segala era dan generasi. Tak hanya ikut membangkitkan geliat industri film Indonesia dan memberi warna atasnya, peraih puluhan penghargaan dari perfilman dalam maupun luar negeri ini telah menjadi ruh yang memberi energi bagi kemajuan ekosistem industri perfilman Indonesia.
Dalam diri Christine Hakim kita bisa melihat Indonesia dan segala keberagamannya. Lahir di Jambi, besar di Yogyakarta, dan membawa darah Minang, Aceh, Banten, Pekalongan, Madiun, serta Timur Tengah. Berasal dari keluarga Muslim, orangtuanya memberi nama Christine dan Natalia. Dalam Retrospeksi Christine Hakim 50 Tahun Berkarya ini, kita tak hanya melihat peta sejarah perfilman Indonesia melalui karya-karyanya, tapi juga menyaksikan Indonesia dari perjalanan dan diri Christine Hakim.
Retrospeksi Christine Hakim akan menyelami 50 tahun seni peran beliau dan menemukan jiwa perfilman Indonesia dari dekade 1970-an hingga kini. Selain diskusi, Retrospeksi Christine Hakim juga akan menampilkan tiga rangkaian film yang telah diseleksi khusus untuk Madani IFF 2023.